Tuesday, January 17, 2006
Petunjuk Juru Da’wah

Da’wah merupakan kewajiban setiap kaum muslimin sesuai firman Allah,
Dan hendaklah ada diantara kamu, segolongan yang (tetap) menyeru kepada kebajikan dan menyuruh berbuat makruf dan melarang yang mungkar. Mereka orang-orang yang menang.(Ali Imran 104).

Da’wah dalam pengertian ini tidak hanya para Ustadz yang berdiri dimimbar atau menjadi pembicara dalam pengajian-pengajian, tetapi juga para individu yang berbicara secara personal, menasehati, mengajak dan membujuk dengan cara yang baik agar kembali kepada ajaran Islam.

Dengan kondisi masyarakat jahiliyah modern yang begitu jauh dari kehidupan yang islami, dimana kehidupan jahiliyah modern ini lebih berbahaya daripada jahiliyah dizaman Rasulullah saw (begitu pendapat sebagian ulama). Karena ia ditunjang dengan ilmu dan teknik, disalurkan melalui seni dan budaya, disulam dengan benang syirik dan nifak (munafik). Sehingga sangat mempesona dan menyilaukan mata serta dengan mudah membangkitkan nafsu hewani. Untuk itu diperlukan para juru da’wah yang mempunyai persiapan lebih matang, tidak lalai, gugup dan memalingkan muka menghadapi tantangan tersebut. Tetapi menyampaikan apa adanya risalah Allah swt, pahit maupun manis.

Sebagai juru da’wah dia mempunyai tujuan:
Mengajak beribadah hanya kepada Allah

Tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu dan hanya menyembah-Nya, membersihkan diri segala sesuatu yang berbau syirik, seperti; perdukunan, sihir, tahayul, meyakini tempat keramat, jimat dan sebagainya.
Meyakini Allah pengatur sekalian alam

Ia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu terhadap pandangan hidup selain Islam, dia dengan tegas menolak untuk mendukung sistem jahiliyah yang merusak kehidupan masyarakat, jika ia masih melibatkan diri dengan sistem yang rusak berarti ia termasuk orang-orang sejenis nifak.

Atau ia masih menyenangi kehidupan agama yang sempit dalam bidang perkawinan, perceraian dan pewarisan, sedangkan ajaran Islam yang lainnya dijalankan dengan aturan buatan manusia. Maka orang-orang seperti inilah orang-orang munafik, mereka bisa saja berlabel ulama, cendekiawan muslim, Kiai, dsbg-nya, mereka mengeluarkan fatwa-fatwa sesuai keinginan penguasa dan bertentangan dengan syari’at atau mengeluarkan pernyataan yang menyesatkan, semoga Allah menunjuki mereka.

Sangat menyedihkan memang, jika ulama, cendekiawan muslim, Kiai, dll merasa telah cukup dengan pengetahuan agama, bersyahadat, shalat, puasa dan haji serta ajaran agama lainnya. Mereka mengira dengan perbuatan tersebut pintu syurga terbuka lebar buat mereka, meskipun tetap melakukan kemaksiatan dengan ucapan dan fikirannya, mengikuti kehendak dan hawa nafsu penguasa atau memilih pendapat yang palsu.

Dan mereka berkata: “Kami sekali-kali tidak akan disentuh api neraka, kecuali selama beberapa hari saja” (Al-Baqarah 80).

Mereka tidak merasa sempit dadanya dengan mengikuti ideologi komunisme, kapitalisme (demokrasi), fasisme dan ideologi Barat lainnya yang jelas-jelas bertentangan dengan Islam. Seharusnya mereka sepenuhnya menyerahkan bulat-bulat kepada Allah semata dalam mengatur sistem kehidupan ini dan menjauhkan dari ideologi golongan yang sempit itu.
Menyerahkan kekuasaan ditangan Allah

Merubah sistem pemerintahan yang membuat kerusakan dimuka bumi ketangan orang yang beriman kepada Allah dan hari kiamat, sehingga kita memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.

Selama urusan dunia ini diserahkan kepada orang-orang fasik ini dalam bidang politik, eknomi, perundangan, sosial, budaya, dll, maka tidak mungkin seorang muslim mampu menjalankan Islam ini secara kaffah (totalitas). Bagaimana ia akan menanamkan akhlaq dan kehidupan yang islami kepada anaknya jika sistem kufur membelit kehidupannya setiap hari.


Selanjutnya kita coba telaah bagaimana metode da’wah yang harus dilakukan seorang juru da’wah:

1. Bertaqwa, ikhlas dan berakhlaq mulia

Dia menjalani kehidupan dengan menjauhkan diri dari kehidupan mewah, bersikap sabar, bertekad kuat, kepribadian yang tangguh dan mengutamakan yang haq daripada yang bathil.


2. Mengamalkan sebelum menda’wahkan

Seorang juru da’wah akan selalu menjadi sorotan masyarakat, semua mata akan memandang kepadanya. Jika ia menda’wahkan sesuatu yang tidak diamalkannya maka orang-orang akan mengkritiknya dan kritik ini dapat membuat frustrasi juru da’wah karena sering dibesar-besarkan.


Dia harus selalu menunjukkan sifat yang terpuji, tingkah laku yang baik dan bermanfaat serta menjadi teladan bagi jamaah dan masyarakatnya.
3. Lakukan dengan cara yang baik

Berikanlah makan yang mampu mereka cerna, jangan menjelaskan masalah furuiyah (rinci) sebelum menjelaskan masalah ushul (pokok) terlebih dahulu. Hadapi mereka dengan kasih sayang, tidak dengan kebencian dan penghinaan, arahkan pikiran sikap mereka sedikit demi sedikit kearah yang benar penuh kesabaran. Seperti seorang dokter yang mengobati pasien yang penuh kesabaran dan bertujuan untuk kebaikan pasien, bisa saja dokter menyakiti pasien dengan menyuntik bahkan mengoperasinya tetapi itu semua untuk kebaikan pasien.

Jangan mengajak umat berdebat dengan pidato atau polemik dalam tulisan, karena semua itu kurang wajar dan sopan dalam berda’wah, keburukannya lebih besar dari kebaikannya.

Da’wahilah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah (dalil), nasihat yang baik dan debatlah mereka dengan debat yang baik. (An-Nahl 125).

4. Bersikap sabar

Sabar dalam menghadapi rintangan, penganiayaan dan penghinaan, tidak melibatkan diri perdebatan yang tidak bermanfaat. Mengutamakan da’wah terlebih dahulu kepada orang-orang yang tertarik kepada Islam, meskipun mereka orang-orang miskin, hina papa dan lemah.


5. Tidak mengharapkan pujian

Jangan mengharapkan pujian dan tidak bersikap sombong, selalu ikhlas dan mengharapkan ridha Allah swt.


Demikianlah, seorang juru da’wah mempunyai iman yang kokoh, hujjah yang kuat dan tepat, ketekunan, wibawa dan akhlaq yang mulia, sabar, tekun, bijaksana dan pandangan yang jitu (cerdas). Insyaallah jika syarat diatas dipenuhi dan dijalankan sungguh-sungguh maka da’wah akan berhasil dengan baik dan orang-orang akan tertarik mendengarkannya. Jika belum berhasil, maka perlu dievaluasi kembali apa saja kekurangan yang menyebabkan kegagalannya.

Dia juga harus berbaur dan bekerjasama dengan masyarakatnya, sehingga masyarakat merasa juru da’wah merupakan bagian darinya, merasakan suka dukanya, menjadi tempat rujukan setiap ada masalah yang dihadapinya dan siap membantu mereka yang kesusahan.

Semua juru da’wah harus bertekad untuk tidak membela sistem dan peraturan yang bathil serta membuat kerusakan dimuka bumi, ia harus menjelaskan kepada umat akibat menjalankan sistem itu dengan mengungkapkan fakta-fakta yang terjadi ditengah umat. Sehingga umat dapat membandingkan dan memilih yang benar, jangan memaksakan kepada mereka.

Dalam berjamaah, juru da’wah harus:

1. Mempunyai organisasi yang memiliki prinsip dasar yang akan diterapkan dalam kehidupan ini. Seorang juru da’wah menyampaikan bahwa tidak seorangpun berhak mengatur kehidupan dikolong langit ini selain sang Khaliq sendiri. Jika juru da’wah ingin berhasil secepat mungkin, atau takut terhadap ancaman jiwa dan hartanya, maka ini menunjukkan kelemahan iman dan bobroknya akhlaq.

2. Memilih anggota yang mempunyai kesetiaan yang tinggi, harus diketahui siapa yang dapat dipercaya dan siapa yang tidak. Mereka harus mampu bersabar dalam menghadapi cobaan dan rintangan.

3. Mempunyai anggota bersikap patuh, melaksanakan tugas dengan baik dan hidup saleh. Hal seperti inilah yang menyebabkan umat menghormati juru da’wah, dan ia akan mendapat perlindungan dari umat jika terjadi sesuatu terhadap dirinya.

4. Tidak meminta perlindungan kepada polisi, hakim atau penguasa yang mengadilinya, sikap ini menunjukkan ketinggian budi dan akhlaq. Mereka hanya tunduk kepada UU yang akan menjauhkan mereka dari pengkhianatan dan penipuan.

Memperkokoh hubungan dengan Allah

Seorang juru da’wah harus mempunyai hubungan yang dekat dengan Allah, karena dengan begitu dia mempunyai sikap yang selalu optimis dan tidak patah semangat dalam menghadapi setiap rintangan, penghinaan dan penganiayaan. Dia akan selalu menjaga pikiran, ucapan dan tindakannya selalu sesuai syari’at Allah sehingga memperoleh ridha Allah.

Cara mendekatkan diri kepada Allah adalah:

∑-Mengkaji Al-Quran dan Hadist kemudian mengamalkannya
Melipatgandakan ibadah wajib dan sunnah;
- Shalat; selain shalat wajib juga shalat sunnah rawatib, dhuha, tahajud, dan lain-lain
Puasa; selain puasa dibulan Ramadhan juga puasa senin-kamis, 3 hari dalam sebulan (tgl 13, 14 dan 15 setiap bulan), dan lain-lain.
- Dzikir; selalu mengingat Allah dalam keadaan apapun dan dimanapun, dzikir dilakukan sesuai tuntunan Rasulullah saw.
- Infaq; dalam berinfaq yang utama adalah keikhlasan dan infaq dapat menghapus dosa-dosa kecil yang kita lakukan tentu saja setelah kita bertaubat atas kesalahan tersebut.

Bagaimana cara mengukur kedekatan kita kepada Allah?. Tidak begitu sulit mengukurnya, kita dapat mengevaluasi diri;

Apakah setiap ucapan, pikiran dan tindakan kita sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah?,
Berapa banyak waktu, harta dan pikiran kita digunakan untuk menegakkan agama Allah?,
Bagaimana tingkat keresahan jiwa saat tertimpa musibah?,
Bagaimana perasaan kita melihat pelanggaran hukum-hukum Allah oleh masyarakat?

Sesungguhnya mereka yang berkata Tuhan kamu Allah kemudian mereka tetap berjalan lurus, berturunanlah kepada mereka para malaikat. (Ahkaf 13).

Semua hal diatas perlu diingat dan ditanamkan dalam jiwa para juru da’wah, sehingga jiwa menjadi tenang. Keberhasilan dan kegagalan da’wah memang tergantung Allah yang Maha Kuasa, manusia hanya dapat berusaha tetapi usaha yang sesuai dengan tuntunan Al-Quran dan sunnah akan memperoleh ridha Allah dan syurga balasannya. Allah akan menilai proses yang telah kita jalani, hasilnya Allah yang menentukan.

Sesungguhnya tugasmu hanyalah menyampaikan. (Ar-Ra’du 40).

Berdo’alah,

Ya Allah, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah urusanku, dan lepaskanlah kekakuanku dari lidahku supaya mereka mengerti perkataanku. (Thaha 25-28).

Wallahua’lam,
posted by kamil @ 6:00 AM  
1 Comments:
  • At 8:24 PM, Anonymous Anonymous said…

    Your blog keeps getting better and better! Your older articles are not as good as newer ones you have a lot more creativity and originality now keep it up!

     
Post a Comment
<< Home
 
 
about me
My Photo
Name:
Location: surabaya, east-java, Indonesia

me just ordenary people like human being , nothing special, :), important think of me is openmind people, friendship....,Hanya manusia biasa yang sedang berusaha berbuat sesuatu dalam hidup. Meraih cita - cita tertinggi, menjadi hamba Alloh, bukan Hamba dari selain-Nya

Pengunjung
Free Hit Counters
Pembaca

Kalender
Reminder one day prayer times
Reference
HTI, Ustadz M. Shiddiq Al-Jawi, Muslim Muda
Taman Pikir&dzikir
Other site of me
mE, my friendster blog,
Brother
Mamad-Aceh, Mulyadi-Aceh, Alex-Aceh, Radzie-Acehkita, ady-Jakarta, hikaru-Magelang, Aryanto-Makasar, Balung-Surabaya, Andres-Jember, monce-Jakarta, Yasin-Japan, Frenky-Yogya
Sister
Ihan chayang-Banda Aceh, Hani-Cilacap, Ucy-Jakarta, Ifa, ryokhu_Yogyakarta, ocha-Jakarta, Evy-Medan
Nasehat&Celoteh Saudaraku
Arsip
Banner

Powered by Blogger